Sabtu, 25 Agustus 2012

Artikel Hasil Pekan Orientasi Mahasiswa (POSMA)


Panggilan Menjadi Imam Zaman Ini

Kornelius Ayub Dwi Winarso, CM
 
Dinamika Imamat Masa Kini

Zaman terus berubah. Antara masa kini dan masa lampau telah terbentang jurang perbedaan yang kian mendalam. Perkembangan, perubahan, dan kemajuan telah membawa manusia pada peradaban yang kian sempurna. Pembaharuan dan penyempurnaan nyaris terjadi di semua bidang. Ide-ide dan pemikiran baru telah merasuki dan menjiwai sebagian besar aspek kehidupan. Gaya hidup, cara pandang, pola pikir, daya juang, mentalitas, hingga karakter manusia yang oleh para pemikir kebanyakan di sebut sebagai hewan yang berakal budi ini tak luput dari berbagai bentuk perkembangan dan perubahan yang terjadi, baik dalam hal peradaban sebagai sesosok mahluk sosial maupun dalam hal pemahaman tentang penciptanya.
Begitu pula dalam kehidupan menggereja. Gereja yang dahulu didirikan oleh Tuhan Yesus sendiri dibawah pimpinan Rasul Petrus diatas batu karang (bdk. Matius 16 : 18-19)[1] telah mengalami berbagai bentuk perubahan seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan-perkembangan yang terjadi dalam tatanan hidup manusia. Sejarah membuktikan bahwa dalam gereja sendiri telah terjadi peristiwa-peristiwa yang menyempurnakan gereja dan peristiwa-peristiwa yang dalam arti tertentu turut merubah wajah gereja sehingga tampak seperti yang ada sekarang ini. Perkembangan zaman dan perkembangan gereja memiliki keterikatan yang tidak bisa dilepaskan satu sama lain.
Kebutuhan akan imam menjadi warna tersendiri bagi kehidupan menggereja saat ini. Seperti yang pernah dikatakan oleh Paus Benediktus ke XIV dalam suratnya kepada para seminaris tertanggal 18 Oktober 2010[2], yang berbunyi demikian: “Allah hidup, dan ia membutuhkan orang untuk melayani Dia, dan membawaNya kepada orang lain”, demikian pula manusia dan umat tentunya membutuhkan seorang imam untuk membawanya pada Allah. Manusia membutuhkan perantara dalam menjalin hubungan dengan Allah. dalam hal ini peran seorang imam menjadi penting dalam relasi antara Allah dan umatNya yaitu manusia itu sendiri. Adanya kebutuhan darui piahak manusia dan Tuhan sendiri merangsang adanya kerinduan yang tinggi akan kehadiran seorang imam dalam lingkup tatanan peribadatan dan wujud bakti umat dengan Allah.
Berbagai perkembangan dan perubahan yang telah terjadi dalam kehidupan cukup berdampak bagi dinamika kehidupan imamat. Para umat menghadapi berbagai macam tantangan dan kesulitan-kesulitan yang memiliki tingkat kerumitan yang tidak dapat disepelekan begitu saja. Saat ini ketertarikan kaum muda untuk menjadi imam mulai berkurang jika dibandingkan dengan beberapa puluh tahun yang lalu. Hal itu tidak lain adalah akibat menurunnya ketertarikan untuk menjalani kehidupan imamat. Atau bisa jadi kurangnya ketertarikan untuk hidup selibat. Ketertarikan yang ada dalam diri anak-anak muda saat ini telah di arahkan pada hal-hal yang cenderung mengarah pada hal-hal duniawi. Di samping itu, kehidupan kaum religious dan kaum selibater lainnya juga mulai terongrong oleh berbagai macam daya tarik duniawi. Mulai dari fasilitas modern, kedudukan, harga diri, kenikmatan, kemudahan yang tidak mendidik, dan harta diri sendiri.
Imam zaman ini dituntut untuk bisa mewartakan injil di era yang tengah bergelora dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Iman dan spiritualitas tidak lagi di wujudkan hanya dalam batasan doa dan kegiatan rutinitas sebagai kaum selibateer dalam biara, melainkan dituntut untuk bisa terwujud dalam bentuk yang konkret, seperti karya nyata di lapangan, penguasaan teknik-teknik tertentu yang dapat membantu karya kerasulan dan masih banyak lagi yang menjadi tolok ukur perwujudan iman dan spiritualitas di era yang semakin maju ini. Semangat pembaharuan yang dikobarkan oleh Beato Giovanni melalui paham aggiornamento hendaknya dapat memberi dorongan yang semakin menyemangati dan menggelorakan kembali semangat untuk menghidupi imamat dengan sungguh-sungguh dalam diri para imam.  

Panggilan Sebagai Imam Masa Kini Dalam Terang Dokumen Presbyterorum Ordinis

            Dalam pemahaman secara kedewasaan rohani, pilihan untuk menjadi seorang imam merupakan pilihan yang ditentukan secara sadar oleh setiap pribadi terpanggil untuk memenuhi undangan yang telah di berikan oleh Tuhan. Pilihan ini di buat secara tulus oleh masing-masing pribadi terpanggil dalam rangka mengikuti dan mengutamakan kehendakNya. Dalam dokumen Presbyterorum Ordinis dituliskan bahwa para imam dipilih dari manusia dan ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah, untuk mempersembahkan persembahan dan korban bagi dosa-dosa (bdk. Ibrani 5 : 1), bergaul dengan orang lain bagaikan dengan saudara mereka. Hal ini tentunya memberikan penjelasan yang matang mengenai hakikat imam sebagai seorang manusia. Imam yang telah terurapi tetaplah juga sebagai manusia biasa sebagaimana adanya, hanya ia memiliki fungsi sebagai pengantara bagi manusia dalam hubunganya sendiri dengan Allah.[3]
            Melalui sabdaNya: “Bukan Kamu yang memilih Aku, melainkan Akulah yang memilih kamu” (Bdk. Yoh 15 : 16), Tuhan Yesus sendiri menegaskan kekhasan dan arti dari suatu panggilan. Panggilan dalam arti tertentu juga dapat dipahami sebagai karunia dari Allah sendiri. Allah memberi kepercayaan dan manusia sebagai pribadi terpanggil memiliki hak dan tanggungjawab untuk menjawab dan menanggapi undangan tersebut. Panggilan juga dapat disyukuri dalam rangka memahaminya sebagai anugerah yang kudus dari Allah.
Para imam merupakan pelayan rohani bagi umat beriman. Dalam artian bahwa para imam semata-mata di percayakan untuk berperan sebagai perantara dalam mewujudkan korban rohani umat yang berkenan pada Allah. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa korban rohani umat beriman mencapai kepenuhannya dalam persatuan dengan korban Kristus Pengantara tungal, yang melalui tangan para imam, atas nama seluruh gereja, dipersembahkan secara tak berdarah dalam rupa sakramen dalam Ekaristi, sampai kedatangan Tuhan sendiri. Itulah yang menjadi arah dan tujuan dari pelayaanan dari seorang imam itu sendiri, yaitu berkarya untuk membawa umat pada kekudusan.
Peran imam menjadi istimewa di hadapan umat dan Allah karena kehendak Allah sendiri. Allah satu-satunya yang kudus dan menguduskan, berkenan mengikutsertakan manusia sebagai rekan dan pembantuNya, untuk dengan rendah hati melayani karya pengudusan. Karya pengudusan tersebut terwujud dalam pelayanan-pelayanan yang diberikan oleh imam. Baik itu perayaan sakramen-sakramen, maupun melalui pewartaan kabar baik dalam setiap kesaksian hidup. Karena pewartaan kabar baik merupakan tugas utama dari gereja[4]. Maka hal itu juga layaknya menjadi tugas utama seorang imam pada zaman ini.
Demikianlah hendaknya kita memahami peran imam zaman ini dalam terang Presbyterorum Ordinis. Acuan-acuan yang telah tertulis dalam dokumen tersebut memberi kita pemahaman bahwa pada zaman ini para imam diharapkan agar tetap dapat membawa dan menghantar umat pada Allah melalui karya-karya yang mencerminkan kekudusan.
Dalam kaitannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, hendaknya dalam memahami hakikat dan kehidupan imam kita bersedia bertolak kembali pada dokumen Presbyterorum Ordinis karena dari dokumen tersebutlah penjelasan mengenai imam dapat ditemukan dan dipahami dengan baik.   


DAFTAR PUSTAKA

Dokumentasi dan Penerangan KWI.Dokumen Konsili Vatikan II. Jakarta : OBOR. 1993.
Galilea, Segundo. Following Jesus.Maryknoll, New York : Orbis Books.1985.
Go, Piet, Ocarm. Kabar Baik Kehidupan.Malang : Dioma.2004.
Kitab Suci. Alkitab. Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia.2010.
Misio KKI. Hari Minggu Panggilan Sedunia Ke 48. Jakarta : Karya Kepausan Indonesia.2011.
Missio KKI.Hari Minggu Panggilan Sedunia Ke 49. Jakarta : Karya Kepausan Indonesia.2012 





[1] Kitab Suci. 2010. Alkitab. Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia
[2] Lih. Misio KKI. Hari Minggu Panggilan Sedunia Ke 48. Jakarta : Karya Kepausan Indonesia.2011, hal 18
[3]Bdk. DOKUMEN KONSILI VATIKAN II, Dekrit tentang Pelayanan dan Kehidupan Para Imam, art 3.
[4] Bdk. Go, Piet  Ocarm. “ kabar Baik Kehidupan” .Malang : Dioma, hal 27

Tidak ada komentar:

Posting Komentar